Rabu, 23 Maret 2016

TUGAS SOFTSKILL

Pendahuluan
    Jasmani di katakan sehat apabila energi yang ada mencukupi daya tahan yang ada mencukupi memiliki kekuatan untuk menjalankan aktivitas,dan kondisi badan terasa nyaman dan sehat.
Dr.Kartini Kartono mengatakan bahwa orang yang memiliki mental sehat memilki sifat-sifat khas,antara lain mempunyai kemampuan untuk bertindak secara episien memiliki tujuan-tujuan hidup yang jelas  memiliki konsep diri yang sehat memiliki koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usaha nya,memiliki regulasi diri dan memiliki batin yang selalu tenang.
Jadi,orang yang sehat mentalnya dapat melakukan adaptasi (penyesuaian diri) dengan lingkungannya,dengan mudah dapat menempatkan diri pada perubahan sosial,selalu aktif berpartisipasi dan dapat merasakan kepuasan atas terpenuhi kebutuhannya.

Apabila di tinjau dari, kata “mental” berasal dari kata latin,yaitu,”mens”atau”mentis”artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu jiwa).
Di dalam buku Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam  Islam karya Dr.Kartini Kartono dan Dr. Jenni Andary, Ilmu Kesehatn Mental adalah ilimu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencengah timbulnya gangguan emosi, dan berusaha menguragi atau menyembuhkan penyakit mental,serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.[1]
Ada yang berpendapat bahwa kesehatan mental adalah Terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan (batasan ini banyak mendapat sambutan di kalangan psikiater). Ada juga yang mengartikannya adalah kemampuan menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa.[2]

 Apa itu Kesehatan mental  ?
Berikut ini merupakan beberapa defenisi dari kesehatan mental:
1.      Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejola jiwa (neurose) dan gejola penyakit jiwa (psychose).
2.      Kesehatan Mental adalah adanya kemmpuan yang memiliki oleh seseorang untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri orang lain, masyarakat atau lingkungannya.
3.      Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan seseorang untuk mengembangkan potensi bakatdadan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
4.      Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta terciptanya kemempuan untukl menghadapi permasalahan sehari-hari sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan hatinya.
Normal adalah keadaan sehat (tidak patologis) dalam hal fungsi keseluruhan. Sedangkan Abnormal adalah menyimpang dari yang normal (tidak biasa terjadi).(Maramis, 1999)

Perilaku Normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat) yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan Perilaku Pribadi Abnormal adalah sikap hidup yang sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat seseorang berada sehingga tercapai suatu relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan. (Kartini Kartono, 1989)
Perilaku Abnormal adalah suatu perilaku yang berbeda, tidak mengikuti peraturan yang berlaku, tidak pantas, mengganggu dan tidak dapat dimengerti melalui kriteria yang biasa.

Normal dan abnormal perlu dipertimbangkan dari berbagai aspek dan pendekatan. Profesor Suprapti Sumarno (1976), ada dua pendekatan dalam membuat pedoman tentang normalitas:

1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang didasarkan atas patokan statistik dengan melihat pada sering atau tidaknya sesuatu terjadi dan acapkali berdasarkan perhitungan maupun pikiran awam.

  • Misal, perilaku makan sepuluh kali dalam sehari.
2. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan yang didasarkan observasi empirik pada tipe-tipe ideal dan sering terikat pada faktor sosial kultural setempat.

  • Misal, perilaku menangis berlebihan hingga menjerit-jerit pada mereka yang sedang mengalami kehilangan seseorang di suatu lingkungan budaya.
Jadi, batas antara normal dengan abnormal bukan dilihat sebagai dua kutub yang berlawanan, melainkan lebih berada dalam satu kontinum sehingga garis yang membedakan sangatlah tipis

TEORI

1.PSIKOANALISA 
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini juga mengabaikan potensi yang dimiliki oleh manusia, selain itu juga berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan (homo volens).Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit dari kodrat manusia, karana hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis. Aliran ini mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik. Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.

Aliran ini menyatakan bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah terbentuk pada usia lima tahun. Freud membagi struktur kepribadian dalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id merupakan sumber dari insting kehidupan (makan, minum, tidur) dan insting agresif yang menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi pada prinsip kesenangan. Ego sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip realitas. Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan norma di masyarakat mengenai baik-buruk atau benar-salah. Superego berfungsi untuk merintangi dorongan id, terutama dorongan seksual dan sifat agresif, juga mendorong ego untuk menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik, serta mengejar kesempurnaan.
Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis. Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku.

2. BEHAVIORISME
  Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas. Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku manusia, yakni bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, dan menjadi lebih mengetahui. Behaviorisme memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk perilakunya. Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba memprediksi dan mengontrol perilaku manusia sebagai introspeksi dan evaluasi terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran.
Hakikat aliran Behaviorisme adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Menurut B.F. Skinner, cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforcement) dan pemberian hukuman (punishment). Jadi, yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme adalam tingkah laku sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam individu.
KASUS

Kasus Bullying banyak diterjadi diberbagai tempat, namun paling umum di lembaga pendidikan (Sekolah dan Kampus) dan di tempat kerja. Sebagian besar korbannya adalah orang baru dilingkungan tersebut.Banyak  guru yang bertugas sebagai guru BK / BP disekolah yang memberikan konseling pada para pelaku Bullying agar mereka tidak mengulangi perbuatannya.

Salah satu contoh kasus bullying yang terjadi dialami oleh Okke Budiman, siswa kelas 1 SMA 46 mengaku dianiaya oleh seniornya siswa kelas 3. Kejadiannya berawal saat pelaku berinisial B sering meminjam motor Okke. B disebut-sebut pentolan siswa kelas 3 di SMA 46.Menurut Ayah Okke, Ceppy Budiman, B sering meminjam motor anaknya dengan memaksa dan perlakuan kasar.

"Seperti mengembalikannya tengah malam dan mengembalikannya dengan sangat tidak sopan dan tidak berterimakasih seperti menendang motor dan meludahinya," ujar Ceppy melalui surat elektronik yang diterima detikcom, Sabtu (3/4/2010).
Kejadiannya berawal pada 17 Februari lalu. Saat itu, kata Ceppy, anaknya langsung pulang tanpa izin B saat bubaran sekolah. Namun, niat itu malah berbuah naas.

"Dia dipaksa dipanggil dengan ancaman akan dihabisi besok hari apabila dia tidak menggubris panggilannya. Dengan dikelilingi senior-seniornya yang lain, anak saya mengalami beberapa pemukulan dengan helm dan tangan kosong, tendangan di punggung, dan 5 sundutan rokok di lengan kanannya," papar Ceppy.Ceppy mengaku, anaknya langsung kabur menuju kantornya dalam keadaan kesakitan. Okkie malah sempat trauma beberapa hari.

"Sore itu jam 03.00 WIB langsung bersama anak saya pergi ke sekolah SMA 46 di Jl Fatmawati untuk melapor kejadian ini kepada guru-guru dan kepala sekolah, saat itu mereka berjanji untuk menyelesaikan masalah ini seadil adilnya," jelasnya.

Tak puas, Ceppy juga melaporkan B ke Polres Jakarta Selatan. Ceppy resmi melaporkan B melalui Laporan Polisi no 268/K/II/2010/Res.Jaksel tanggal 17 Februari dengan tuduhan penganiayaan berat. Namun, Ceppy belum mengetahui bagaimana perkembangan kasus anaknya hingga sekarang.

"Setahu saya kepala sekolah dan guru-guru sudah di BAP," terang pria yang bekerja sebagai advertising ini.Akibat penganiayaan tersebut, lanjut Ceppy, anaknya mengalami trauma cukup dalam. Akhirnya, ia berinisiatif untuk mengeluarkan Okkie dari SMA 46.
"Saya tidak banyak menuntut, sudahlah saya keluarkan anak saya. Sekarang dia Home Schooling saja," tandasnya.


 Dari fenomena yang terjadi diatas terhadap gangguan kesehatan mental yang terjadi pada korban bullying tersebut,gangguan tersebut korban menjadi merasa terintimidasi dan mengalami trauma hingga beberapa hari yang jika dibiarkan sang korban akan menutup diri dari kehidupan sosialnya dan depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar