Mengapa Ibu Hamil Lebih Mudah Marah?
Mengapa
ibu hamil lebih mudah marah? Salah satu
keluhan yang membuat ibu tidak nyaman adalah perubahan emosi yang seringkali
dialami oleh ibu hamil. Ibu seringkali merasakan kesepian, sedih bahkan lebih cenderung
mudah marah. Artikel kali ini akan membantu anda mengetahui ibu hamil yang
mudah marah dan bagaimana cara untuk mengatasi ibu hamil yang mudah marah.
Ibu hamil mudah marah dapat disebabkan dua faktor,
baik karena perubahan hormon ataupun karena perubahan fisik yang memerlukan
adaptasi. Fluktuasi mood pada ibu hamil seperti perilaku menjelang menstruasi.
Biasanya diawali oleh ibu hamil pada trimester pertama sehingga ibu hamil
membutuhkan waktu untuk adaptasi. Faktor selanjutnya adalah ibu hamil yang
membutuhkan dukungan.
Ibu hamil yang seringkali marah-marah dapat
dikarenakan di dalam dirinya belum bisa menerima perubahan tubuh. Memasuki
trimester ketiga ibu semakin lelah dengan kandungan yang semakin besar,
ditambah dengan napas yang pendek, rasa gerah dan sering berkeringat kemudian
beberapa keluhan lainnya seperti wajah bengkak, sakit punggung ataupun kaki
yang sering pegal. Ini menjadi penyebab ibu mudah marah.
Mengingat dua faktor tersebut, secara hormon memang
tidak dapat dicegah. Ibu hamil akan mengalaminya memasuki trimester pertama
sedangkan untuk faktor perubahan tubuh di trimester ke tiga dapat anda kurangi
sehingga anda tidak mengalami fluktuasi mood yang hebat
Sumber : Mengapa Ibu Hamil Lebih Mudah Marah? -
Bidanku.com http://bidanku.com/mengapa-ibu-hamil-lebih-mudah-marah#ixzz3ZTYkYGU0
Pengertian Belajar Menurut Ahli
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan
yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan
kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat
situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan
sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam
bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan
yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat
naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.
Pengertian Belajar Menurut Ahli
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar.
Contoh
Belajar
Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari
ayahnya. Lalu ia mencoba memainkan ini dengan cara memutar kuncinya dan
meletakannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku “memutar” dan
“meletakan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul
pada mainan itu.
Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus
yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak
teratur. Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang lambat laun ia
menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna.
Sehubungan dengan contoh itu belajar dapat dipahami
sebagai proses yang dengan proses itu sebuah tingkah laku ditimbulkan atau
diperbaiki serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor.

