Sabtu, 10 Januari 2015

Tugas ilmu budaya dasar 1pa04

NAMA:   REZA  OKKY KURNIAWAN          
NPM:   19514178
KELAS: 1PA04
FAKULTAS: PSYCHOLOGY























KATA  PENGANTAR
Berkat puji tuhan dan kasihnya yang senantiasa menemani hidup saya dan berkat limpahan dan karunia-NYA,penulis mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu budaya dasar.
  Makalah ini dibuat dan disusun atas dasar ketertarikan penulis terhadap perkembangan budaya, yang senantiasa berkembang sesuai dengan keadaan zaman yang terus maju dan modern yang tentunya untuk mempermudah kehidupan umat manusia.Penulis menggkaitkan antara budaya dan peperangan,dimana menurut penulis keduanya memiliki relasi dan memiliki ketertarikan tersendiri untuk di bahas secara mendalam dan mendetail.
  Penulis sangat terobsesi dengan segala macam peperangan yang terjadi,dan ingin terus menerus menggali apa yang bisa didapatkan dengan adanya peperangan tersebut menuju hal yang lebih positif. Penulis mengkaitkan hubungan antara budaya dan peperangan dikarenakan penulis sangat yakin,karena keduanya adalah suatu hal yang berkaitan satu dengan yang lain.
   Menurut penulis,peperangan adalah hal yang menarik jika dibahas,mulai dari kenapa peperangan itu bisa terjadi,apa sebabnya,apa tujuanya,dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang sangat hangat untuk dibahas atau dibicarakan.Menurut penulis juga bahwasanya,peperangan dan budaya memiliki sebuah kaitan yang mungkin bisa terlihat samar,namun ternyata itu adalah sebuah paradoks yang memiliki jawaban yang sangat menakjubkan jika ditemukan.
   Demi terwujudnya pembahasan yang lebih baik,maka segala saran dan masukan,penulis sangat harapkan dan teriring ucapan terima kasih.

                                                                                                                        Depok:11-01-2015                                                        
                                                                                                                                                       Penulis


                                                                                                                                         (Reza okky kurniawan)







                                                       Kebudayaan dan peperangan.....
  Dewasa ini,mungkin kita sudah mengenal banyak sekali peperangan yang terjadi di dunia, baik itu peperangan di dalam dunia nyata ataupun peperangan yang terjadi di dunia maya.Banyak sekali peperangan yang terjadi di dunia baik yang terjadi di masa lalu dengan kurun waktu sampai berpuluh atau beratus ratus abad di masa lampau. Namun,jika di fikir fikir lagi secara mendalam dan mendetail,satu persatu peperangan yang terjadi itu adalah pondasi dari terbentuknya zaman dimana kita hidup sekarang.
  Tanpa kita sadari,tanpa adanya peperangan yang terjadi  di masa lampau tersebut,mungkin masa depan tidak akan seperti yang kita rasakan sekarang,mungkin indonesia akan berada di bawah negara penjajah sampai sekarang,mungkin jerman menang dalam peperangan untuk menyama ratakan dunia ini,dan mungkin,saya,sebagai seorang penulis disini tidak dapat membuat makalah ini guna memenuhi tugas ilmu budaya dasar.  Munking,yang kita tahu dalam peperangan adalah bahwasanya peperangan adalah sebuah hal yang hanya membuat banyak orang meninggal,dan tempat terjadinya pertumpahan darah sampai titik darah penghabisan. Penulis sangat setuju dengan persepsi tersebut,karena tidak dipungkiri bahwasanya peperangan dapat mengkibatkan nyawa banyak orang melayang,dan tentunya juga nyawa orang orang yang tidak bersalah melayang begitu saja demi kesuksesan peperangan yang terjadi.
  “Dimana ada peperangan,disitu ada darah” ini adalah sebuah kata kata bijak tentang peperangan  yang memiliki banyak makna. Sebenarnya,ada banyak sekali kata kata bijak tentang peperangan yang di katakan oleh banyak tokoh masyarakat  atau orang orang hebat yang pernah hidup di dunia.
   Mungkin  anda bertanya tanya  apa hubungan antara peperangandan kebudayaan ? .
   Sebelum masuk menuju jawaban dari pertanyaan tersebut,mari kita mencari tahu secara singkat tentang apa itu kebudayaan /budaya.Apa itu budaya ? budaya/kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah ,yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (Budi atau Akal).Budaya sendiri adalah suatu hal atau “karya” yang telah diwariskan oleh masyarakat lampau,dari generasi ke generasi dan dapat berbentuk sebagai ritual,adat istiadat ataupun kesenian.
   Sekarang kita sudah memiliki gambaran tentang apa itu budaya/kebudayaan,dan menurut kutipan di atas,budaya memiliki kaitan dengan budi dan akal. Sebuah pertanyaan baru muncul bersumber dari pengertian di atas,pertanyaan tersebut yaitu, apa yang terjadi jika peperangan adalah sebuah budaya,dan sebuah hal yang tentunya akan di wariskan turun temurun dari generasi ke generasi lainya ? .Tentunya,jawaban dari pertanyaan tersebut sangatlah kompleks,atau dapat dikatan bahwa tingkat kompleksitas jawaban dari pertanyaan tersebut sangatlah tinggi. Mengapa penulis berpendapat demikian ? karena ketika kita sudah mengetahui pertanyaannya ,penulis sangat yakin pembaca dapat dengan mudah membayangkan atau mengimajinasikan apa jawaban dari pertanyaan tersebut,namun mungkin akan sedikit sulit untuk menjelaskanya kedalam kata kata . Lalu,kenapa penulis berpendapat bahwa jawabannya sangatlah kompleks ? karena menurut penulis,letak kompleksitasnya berada pada masing masing imaji yang dihasilkan oleh masing masing individu,yang tentunya masih murni berupa imaji,dan belum bercampur dengan logika masing-masing individu,dan karena daya imaji dan kemampuan logistik masing masing individu berbeda,kemungkinan besar jawaban dari masing masing individu pun akan sangat bervariasi dan unik.
   Nah,sekarang mari kita masuk ke topik utama,yaitu relasi  antara peperangan dan budaya. Di halaman sebelumnya kita sudah mengetahui atau telah mendapati berbagai data atau beberapa potongan puzzle yang akan membawa kita pada pemecahan dari persoalan masalah dari apa yang penulis tulis di makalah ini .
  Penulis sangat yakin,bahwasanya peperangan adalah sebuah budaya yang memang tertanam pada umat manusia dan oleh umat manusia. Jika menurut kutipan di halaman sebelumnya yang mengatakan bahwa budaya adalah suatu “karya” yang terjadi secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainya ,maka,tak dapat dipungkiri bahwasanya peperangan juga adalah hal yang terjadi secara turun temurun dari generasi jauh sebelum kita lahir,hingga saat ini,dan mungkin akan terus ada sampai hari akhir terjadi. Sesungguhnya,peperangan diciptakan oleh umat manusia itu sendiri,oleh akal manusia,budi manusia,dan hal hal lain yang mempengaruhi fisik dan mental manusia hingga akhirnya terciptalah perang. Entah sudah berapa banyak peperangan yang terjadi di dunia ini yang belum kita ketahui,namun,itu adalah bukti nyata dari hubungan antara peperangan adalah bagian dari budaya/kebudayaan umat manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dan demi manusia itu sendiri. Dengan mengetahui satu kenyataan ini,penulis,juga merasa mengetahui kenyataan lain ,yaitu,ada sebagian umat manusia yang sangat tidak menyukai peperangan karena alasan-alasan pribadi mereka masing-masing,namun disisi lain,ada juga umat manusia yang sangat senang dengan segala macam peperangan yang mungkin juga karena alasan pribadi mereka. Tentunya ini adalah sebuah ironi kehidupan,di satu bagian,mereka tidak menyukai peperangan dan menyalahkan mereka yang selalu melakukan peperangan ,di bagian lainya,mereka sangat menyukai peperangan dan tidak dapat dipungkiri mereka pun memiliki banyak alasan logis yang dapat membantah argumen-argumen dari bagian yang satunya. Titik ironisnya adalah terdapat pada umat manusia nya,mereka berdua saling menyalahkan satu sama lain,tapi,pada hakikatnya,peperangan tercipta karena spesies mereka sendiri yang sudah dimulai dari beberapa ratus juta tahun  yang lalu. Jika kita dapat melihat siapa yang salah dalam kasus ini,sungguh ,kita adalah golongan orang-orang yang sangat pandai,karena kebenaran tak dapat di cari hanya dengan menggunakan sedikit kemampuan dalam memecahkan masalah,namun kebenaran harus dicari dengan kebenaran yang berasal dari berbagai macam aspek dan data,hingga menemukan suatu kesimpulan yang valid .
   Bukti lain yang menyatakan bahwa peperangan dapat merubah segalanya ,yang ternyata menjadi budaya dan juga merubah pola fikir dan fikiran umat manusia adalah ,contoh, perang salib. Merupakan perang untuk merebutkan Yerussalem yang meluas menjadi konflik antar agama paling dahsyat sepanjang sejarah, dimulai sejak kaum Kristiani yang direstui Paus atas nama agama Kristen berusaha merebut kembali wilayah Yerussalem dan “Tanah Suci” dari kekuasaan Islam. Perang ini berlangsung selama beberapa periode dari abad ke-9 hingga abad ke-16 Masehi. Perang Salib pertama dilancarkan pada 1095 oleh Paus Urban II. Perang ini mencuatkan nama Salahudin Al Ayyubi dan Richard “The Lion Heart” sebagai pahlawan di kedua belah pihak. Perang ini sedikit banyak memberikan pengaruh dalam mengantarkan Eropa menuju zaman Renaissance. Hingga saat ini, istilah Perang Salib masih dipakai untuk menunjukkan konflik antar agama yang berlangsung hingga saat ini. Dengan adanya perang salib ini,penulis sangat yakin,bahhwasanya pola fikir umat manusia berubah sesuai dengan kadar pengertian mereka akan perang ini,terlebih lagi,perang  salib dikatakan adalah peperangan antar agama terbesar sepanjang sejarah,yang penulis yakin,ada beberapa orang di bagian dunia ini,yang masih tidak suka kepada salah satu pihak dalam peperangan tersebut.
    Bukti peperangan lainya adalah perang dunia pertama. Perang ini berlangsung dari 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918 dilatarbelakangi Pangeran Franz Ferdinand dari Austria dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Perang ini menghadapkan blok sentral (Austria, Jerman, Turki, Bulgaria) dengan blok sekutu (Rusia, Perancis, Inggris, Kanada, Italia, Amerika Serikat). Perang ini menjadi tonggak runtuhnya kekuasaan monarki absolut di seluruh dunia. Selain itu empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang. Perang inii menewaskan 40.000.000 orang di seluruh dunia dan munculnya depresi ekonomi 1929.Peperangan tersebut bisa dibilang adalah awal perubahan dunia di dalam “orde baru”di abad ke 20 .
    Bukti lainya adalah perang dunia kedua. Berlangsung dari tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945 ditiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Di Eropa, Adolf Hitler sebagai kanselir Jerman yang berusaha membangkitkan kembali kejayaan Jerman melalui fasisme terlebih dahulu menyerang Polandia. Selanjutnya dengan dibantu oleh Italia dan Uni Soviet, Jerman terus memperluas wilayah pendudukannya. Di Asia, Jepang secara mendadak menyerang pangkalan laut AS di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, menyeret Asia sebagai medan Perang Dunia II. Amerika Serikat yang semula tidak ikut berperang mulai mengangkat senjata melawan blok Axis, bergabung bersama Inggris dan Perancis. Uni Soviet yang tiba-tiba diserang oleh sekutunya sendiri, Jerman melalui Operasi Barbarossa pada 1941 balik memusuhinya dan memulai rangkaian kekalahan Jerman. Perang berakhir pada 14 Agustus 1945 dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu setelah dua kotanya, Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat. Perang ini mengakibatkan 50.000.000 tewas, lahirnya PBB, dan munculnya Uni Soviet dan Amerika Serikat sebagai negara adidaya.
   Kedua peperangan tersebut adalah sedikit dari sekian banyaknya bukti tentang relasi antara peperangan dan budaya atau kebudayaan,yang ternyata,keduanya sangat mempengaruhi satu sama lain,dan berpengaruh kepada umat manusia,baik dalam pola fikir,moral,dan masa depan umat manusia.Banyak orang yang tidak terlalu perduli dengan peperangan yang telah terjadi di dunia, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan tentang  ideologi ideologi atau paham paham yang terdapat,terkandung dalam peperangan.Namun,tidak sedikit juga orang yang sangat perduli dan memperhatikan dengan peperangan,sehingga mereka dapat menciptakan atau menerima ideologi yang sejalan dengan fikiran mereka,tipe orang yang seperti inilah yang paling berbahaya menurut penulis,karena jika paham paham yang mereka dapat tidak merujuk kepada hal-hal yang positif, kemungkinan besar orang-orang itu akan berusaha untuk menunjukan kepada dunia tentang paham paham mereka,dan dampaknya akan ada beberapa orang yang mengikuti orang-orang tersebut.
  peperangan bukan lagi sesuatu yang asing bagi kita . Setiap masa, peperangan berlaku di mana-mana sahaja, tanpa mengira tempat, waktu, keadaan dan cuaca. Antaracontoh peperangan yang disenaraikan oleh para pengkaji sejarah ialah Perang DuniaPertama dan Kedua, Perang Vietnam, Perang Teluk dan yang terkini pencerobohan Iraqoleh tentera Amerika Syarikat. Peperangan sudah menjadi kebiasaan dalam tamadunkita kerana ini adalah sebahagian daripada sejarah kita. Namun, apa yang kita perolehsemasa dan selepas peperangan hanyalah suatu jenis kemusnahan berskala besar
  Di tunjau dari segi agama,dalam hal ini,agama yang saya yakini adalah kristen protestan, peperangan bukan berarti tidak dibolehkan,atau di larang,karena peperangan sudah menjadi sebuah budaya,yang tentunya peperangan terjadi karena adanya tujuan-tujuan tertentu .
 Banyak orang yang salah mengerti dan mengira Alkitab mengatakan, “Jangan mematikan” dan menerapkan hal ini pada perang. Namun, Alkitab sebetulnya mengatakan, “Jangan membunuh” (Keluaran 20:13). Kata Bahasa Ibrani pada dasarnya berarti: mematikan seseorang secara direncanakan lebih dahulu dan dengan kebencian.” Allah sering memerintahkan orang-orang Israel untuk pergi berperang dengan bangsa-bangsa lain (1 Samuel 15:3; Yosua 4:13). Allah memerintahkan hukuman mati untuk berbagai kejahatan (Keluaran 21:12; 21:15; 22:19; Imamat 20:11). Jadi Allah bukan sama sekali melarang mematikan orang dalam keadaan apapun, namun yang dilarang adalah pembunuhan. Perang tidak pernah merupakan hal yang baik, namun kadang-kadang dibutuhkan. Dalam dunia yang penuh dengan orang-orang yang berdosa (Roma 3:10-18) perang tidak terhindarkan. Kadang-kadang satu-satunya cara untuk mencegah orang-orang yang berdosa dari melakukan bencana besar adalah dengan memerangi mereka.

 
    Perang adalah hal yang mengerikan! Perang selalu merupakan akibat dari dosa (Roma 3:10-18). Dalam Perjanjian Lama, Allah memerintahkan orang-orang Israel untuk “Lakukanlah pembalasan orang Israel kepada orang Midian,” (Bilangan 31:2). Lihat pula Ulangan 20:16-17, “Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas, melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.” Keluaran 17:16 mengatakan, “ Ia berkata: "Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-temurun."” Juga 1 Samuel 15:18, “TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.” Jelas Allah tidak menentang semua peperangan. Yesus selalu sepaham dengan Bapa (Yohanes 10:300 sehingga kita tidak bisa mengatakan bahwa perang adalah kehendak Allah dalam Perjanjian Lama. Allah tidak berubah (Maleakhi 3:6; Yakoubs 1:17)
  
  












Daftar Pustaka
Calvesi, M., & Canova, L. (1999). Rejoice!: 700 years of art for the Papal Jubilee(American ed.). New York: Rizzoli -
Clancy, Tom, Carl Stiner, and Tony Koltz. (2002.).Shadow Warriors: Inside the Special Forces. New York: Larsson,
Mans O., Alexander Z. Speier, and Jennifer R. Weiss.(1998). Let's Go: Germany 1998. New York: St. Martin's.

 Palmer, R.R., Joel Colton, and Lloyd Kramer.(2002).A History of the Modern World: To 1815.. New York: Knopf. -